Ayahku
pasti makan kayu api, dia selalu hangat seperti perapian.
Rumah
ayahku pastilah lautan yang dalam. Dia selalu menelan semua
permasalahannya tanpa mengeluh.
Ayahku
ksatria berkuda putih. Ketika kami mendaki gunung atau menyebrangi
sungai yang lebar, dia menjaga dan membimbing kami,
keluarganya, agar
selalu dekat dengannya.
Tetapi
ayahku rupanya terserang amnesia. Dia cepat melupakan semua
masalah dan kepahitan, dan setiap hari dia selalu
ada untuk kami, seperti
gunung yang kokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar